(Bukan untuk Mahasiswa doang, tapi calon mahasiswa, mantan mahasiswa juga sekalian baca :) )
Masa sekarang ini, bisa dibilang yang namanya masalah itu ngga akan ada habisnya kalo mau dibahas. Dari masalah komplek, masalah RT/RW, masalah kampus, masalah pertemanan, masalah tetangga (lho), masalah keluarga (yang ini ngga usah lah ya), sampe masalah negara. Kalo mau diruntut satu satu, kayaknya ngga bakalan ada habisnya kita cuman ngomongin masalah doang. Sayangnya lagi, yang kita omongin panjang lebar ngga ada habisnya itu baru masalahnya aja. Belom solusinya.
Bukan kebetulan di sini saya/gw/aku di sini sebagai mahasiswa. Memang sudah direncanakan oleh Yang Maha Kuasa. Begitu juga dengan kalian, tentunya. Dalam posisi saat ini yang juga direncanakan keberadaannya. Mahasiswa, baru dibaca dari kosa katanya baru menjelaskan sedikit sih tentang apa itu mahasiswa. Coba kita jabarin, mahasiswa :
- siswa. kata dasar yang membangun kata mahasiswa itu kata ini. Siswa. Orang yang belajar. Pelajar. Dan kalo dikembangin lagi, seharusnya bisa dijadikan sebagai kaum terpelajar. Yo'i gak? Artinya kita di sini bukan kaum hampa macem robot yang knowing nothing terus gerak aja, bukan. Di sini kaum terpelajar tuh artinya kaum yang memiliki dasar pengetahuan dan diolah dengan kecerdasan dalam melaksanakan sesuatunya. Yah, mungkin itu ideal banget ya. Penulis aja ngga sampe segitunya amat, hehee.
- maha. kata maha di sini jika ditambahin dengan kata siswa sebelumnya digabungkan jadi mahasiswa (ya iya lah). Kenapa sih kita itu mahasiswa? Bukannya kita belajar juga, sama kayak siswa kebanyakan, siswa SMA juga? Nah di sini ini yang mungkin kebanyakan mahasiswa pun mungkin melom menyadari arti penting dari kata maha itu sendiri. Maha di sini menurut penulis bukan berarti yang 'paling', bukan. Tapi maha di sini dimaksudkan untuk mengunggulkan, dengan berbagai kelebihannya, mahasiswa nggak hanya study oriented only tapi juga memiliki waktu lebih banyak untuk belajar mandiri, bersosialisasi di lingkungan lebih luas, n bahkan mungkin sampe menyuarakan aspirasi.
Mahasiswa, seperti yang dituliskan di atas ini, sebenernya punya kekuatan besar lho, temen temen. Pernah suatu hari saya ngobrol dengan seseorang, lupa dengan siapa. Tapi beliau bilang begini ke saya :
"mahasiswa itu golongan paling kuat di negara ini."Sontak langsung saya mikir, kenapa ya kok kita mahasiswa bisa jadi golongan paling kuat di negara ini? Karena kelamaan mikir, eh ngga taunya orangnya udah pergi. Dan karena saya bukan tipe orang yang membiarkan suatu pertanyaan hanya sambil lalu di kepala, saya nyoba jawab pertanyaan itu di kepala saya sendiri.
Sambil berjalannya waktu saya masih inget pertanyaan itu dan terngiang ngiang di kepala, "Apa jawabannya?" Akhirnya tanggal 'sibuk' Lembaga eksekutif kampus dateng juga. Di situ banyaaaaak banget keluhan-keluhan tentang yang namanya pemerintah. Ngga heran ngeliat gitu juga sih soalnya menurut saya sendiri kinerja pemerintah juga belom maksimal dibandingkan dengan pajak yang rakyat bayar atau gaji yang mereka terima. Di situ terlihatlah sosok-sosok mahasiswa yang menegur Pemerintah dengan cara aksi guna mengingatkan mereka apa yang telah mereka lakukan selama ini.
Di sisi lain, saya pernah ngobrol sama bapak-bapak angkringan. Dia itu dagangnya udah dari tahun ... lupa. Yang jelas saya bahkan belom lahir!!! Dia udah mulai dagang. tempatnya di jalan teknika, waktu itu UGM belom dipager kayak sekarang. Pas masa Soeharto digulingin, jadilah UGM dipager. Kenapa? Beliau ngalamin sendiri. Katanya, banyak rakyat yang ikut nimbrung aksi mahasiswa yang ada di UGM. Dan tentunya nimbrungnya masyarakat ngga menciptakan suasanya nyaman di kampus sehingga pak rektor memutuskan untuk memagar UGM. Kenapa mereka nimbrung? Kecurigaan saya mulai terbesit di sini. Terlihat bahwa mereka, rakyat, tidak didengar oleh pemerintah. Itu kemungkinan terburuknya, dan sepertinya itulah kenyataan.
Tentu, rakyat yang melakukan aksi ialah rakyat yang berada di bawah standar kemiskinan (standar siapa ya?). Ngga mungkin kan kalo orang udah tajir, kaya, mobilnya segudang porsche semua, pake aksi segala, ngapain?? Mereka protes ke pemerintah, dan poin paling pentingnya itu ialah mereka mau didengar. titik. Didengar aja susah apalagi ditanggapi coba? Lain halnya dengan kita mahasiswa, yang kalo aksi bisa muncul di media dan ada kemungkinan untuk dibaca dan ditanggapi pemerintah.
Eits, belom selese di situ, brader. Kalo dipikir pikir juga, kenapa sih yang kaya ngelunjak kaya dan yang miskin makin njeblak aja miskinnya. Mungkin masalahnya emang ada di MENTAL bangsa ini, bangsa kita. Misal aja nih coba liat, kaum atas (pemerintah) yang koruuup mulu, eeeeeh kaum bawahnya juga sama, sandal di masjid pada ilang ilangan. Keinget kata kata Pak Arief Munandar :
"Ya sama aja yang atas nyolongnya uang negara, yang bawah ya nyolongnya sandal mesjid."Kalo dipikir iya juga, udah mentalnya rusak, yang atas juga NYONTOHIN yang ngga bener pula.
Beda dengan kita, temen temen. Kita mahasiswa, yang (se)HARUS(nya) memiliki idealisme yang kuat. Kita bisa negur kaum atas dan meluruskan mereka dengan berbagai cara, ngga seperti kaum bawah yang ngga didengarkan apapun perbuatan mereka (kalo ngebakar gedung DPR mungkin didenger ya). Dan kita ngga seperti kaum atas, mentemen.
Akhirnya, setelah nulis segini panjang, ketemulah jawabannya ...
Kita, mahasiswa (se) HARUS (nya) :
Kita mencontohkan yang baik, santun dalam pergaulan dan sopan dalam tata krama. Kita adalah disiplin itu sendiri. Kita Contoh. Kita, Mahasiswa, Solusi dari bangsa ini. Kita kaum yang terpelajar, terdidik, dan mendidik bangsa supaya lebih maju pula. Berpegang teguh pada idealisme kuat yang dilandaskan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kitalah solusi, dan satu satunya cara adalah mulai dari diri sendiri, saat ini juga.
HIDUP MAHASISWA INDONESIA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar